Keys to Succesful Family Business
Diawal Tahun Akademik 2021/2022 STIE Pelita Nusantara (STIE PENA), menyelenggarakan Stadium Generale dengan tema “Keys to Succesful Family Business” pada hari Rabu tanggal 29 September 2021 melalui Zoom Meeting yang diikuti oleh segenap civitas akademika STIE PENA, civitas Perguruan Tinggi lainnya, maupun umum, dan sungguh bersyukur partisipan peserta lebih dari 395 peserta. Narasumber Ibu Dr. Dra. Hj. Istiatin, MM, beliau adalah Dosen yang saat ini menjabat sebagai Dekan FE, dan peneliti di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik Surakarta.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk berbagi pengetahuan akan pentingnya keberadaan, dan kontribusi Family Business di Indonesia yang cukup signifikan, bahkan dapat dikatakan bahwa perusahaan keluarga merupakan salah satu penopang sektor perekonomian Indonesia. Permasalahannya adalah tantangan dalam mengelola perusahaan keluarga, telah menciptakan kompleksitas tersendiri sehingga diperlukan pengetahuan serta keterampilan yang memadai untuk mengelolanya. Webinar ini diharapkan dapat menjadi ruang untuk menimba ilmu serta wahana sharing knowledge terkait manajerial Family Business.
Dr. Luhgiatno, SE., MM., M.Si, selaku Ketua STIE PENA menyambut dengan baik, dan senang, karena antusias peserta sangat signifikan, semoga para peserta dapat mengikuti webinar ini dengan seksama dan betul-betul menjadi wahana diskusi, sharing knowledge yang membawa manafaat. Beliau sengaja mengetangahkan, mengangkat tema ini karena melihat permasalahan akan tantangan dalam mengelola perusahaan keluarga yang begitu kompleks sehingga diperlukan pengetahuan serta soft dan hard skill yang memadai dalam mengelolanya.
Widaryanti, SE, Msi, Akt (Wakil Ketua I), moderatori jalannya webinar ini dengan menyampaikan prolog seputar perkembangan perusahaan keluarga yang ada di Indonesia, serta membacakan Curiculum Vitae (CV) dari Pemateri, Ibu DR. Hj. Istiatin. Beliau saat ini aktif mengajar dan mengabdi pada Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Islam Batik Surakarta. Pendidikan S1 diselesaikan di Universitas Brawijaya Malang, dan Gelar Magister Management diperolehnya dari STIE Mitra Indonesia Yogyakarta. Sedangkan Program Doktor Ilmu Business Management diraihnya di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
“Isu Sentral Family Business bahwa; Generasi Pertama Membangun, Generasi Kedua Menikmati, Generasi Ketiga Menghancurkan’. Benarkah demikian? Lalu bagaimana kiat perusahaan agar dapat bertahan, berkelanjutan dan berumur panjang?”, demikian Dr. Hj. Istiatin membuka paparannya berjudul Sustainability Family Business.
Berdasarkan pendapat para pakar atau peneliti, pernyataan isu sentral tersebut hanyalah mitos, tidak sepenuhnya benar. Ciri khas perusahaan keluarga adalah pengelolaan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sehingga sukses sebuah kerajaan family business diukur dari bagaimana perusahaan mempersiapkan generasi penerusnya dan melalui proses alih generasi (suksesi) dengan baik. Poin utama suatu perusahaan keluarga adalah pentingnya sustainability and longevity.
Ada 2 (dua) jenis bisnis keluarga, pertama adalah Family Own Enterprise (FOE) yaitu bisnis yang dimiliki oleh keluarga tapi dikelola profesional yang berasal dari luar lingkaran keluarga. Sedangkan yang kedua adalah Family Business Enterprise (FBE) yaitu bisnis yang anggota keluarganya memiliki dan mengelola bisnis terlibat dalam bisnis. Sinar Mas, Wings, Bakri, Semar, Lippo, Dan Riris, Sampoerna, Jamu Jago, adalah contoh perusahaan keluarga di Indonesia yang mampu bertahan sampai generasi ke-3 hingga ke-5. Sementara Nyonya Meneer menjadi contoh konkrit betapa kompleksitas permasalahan internal yang berkepanjangan maupun faktor eksternal perusahaan bisa menggoyangkan dan meruntuhkan kejayaan perusahaan.
Lalu, bagaimana membangun bisnis keluarga yang profesinal dan profitable? Permasalahan muncul jika perusahaan makin besar adalah Growing Pains (‘tumbuh sakit’). Gejala Growing Pains yaitu tidak ada rencana suksesi yang matang, kekurangmampuan mengembangkan perencanaan strategis, kelemahan sistem operasional dan kontrol, serta masih berlakunya metode ‘One Man Show’ dalam mengelola perusahaan disaat tantangan bisnis sudah semakin kompleks. Permasalahan yang dihadapi suatu perusahaan keluarga antara lain: tidak adanya pemisahan antara keuangan perusahaan dengan keuangan pribadi keluarga. Posisi-posisi kunci dalam manajemen perusahaan dipegang oleh anggota inti keluarga. Struktur organisasi serta kontrol yang longgar dan tidak sehat, akibat campur tangan keluarga dalam manajemen, tidak jarang menjadi potensi munculnya konflik yang mengakibatkan perpecahan keluarga. Di samping itu, mengesampingkan kinerja dengan lebih mengedepankan hubungan baik dengan pemilik, sehingga tidak memandang SDM sebagai aset penting bagi keberlangsungan perusahaan. Disinilah perusahaan keluarga dianggap tidak profesional.
Oleh karena itu tuntutan profesionalisasi family business menjadi keharusan agar perusahaan keluarga dapat survive. Profesionalisasi bisnis dapat diartikan sebagai suatu pendekatan yang didasarkan pada perencanaan dan pengontrolan pertumbuhan bisnis melalui penggunaan teknik-teknik strategi manajemen agar perusahaan tetap tumbuh, berkembang dan langgeng untuk jangka waktu panjang (sustainability and longevity). Peran pendiri atau generasi sebelumnya turut menjadi kunci keberhasilan perusahaan keluarga. Beri motivasi dan tumbuhkan minat calon suksesor lebih awal, pompa passion penerus dalam meneruskan bisnis keluarga, tumbuhkan jiwa kewirausahaan, bekali dengan pendidikan formal maupun non formal. Transfer core values family, mentality dan mindset dengan memberinya peran mulai dari yang kecil hingga besar, serta memberinya ruang untuk memiliki wewenang dan terlibat dalam pengambilan keputusan. Didik kompetensinya dengan ilmu yang memadai dan bentuk kepribadiannya agar memampukan dirinya untuk siap menjadi generasi pengganti yang profesional dan bertanggungjawab.
Lebih lanjut Dr. Hj. Istiatin menyimpulkan bahwa faktor penentu keberhasilan profesinalisasi family business agar menghasilkan ‘kelanggengan’ family business adalah:
- Proses Suksesi dan Pola Monitoring;
- Peran Pendiri/Generasi sebelumnya;
- Penerus/Suksesor yang mumpuni;
- Sustainability Strategy yang dilanjutkan membuat terobosan bisnis baru
“Kunci sukses membangun bisnis keluarga untuk tetap bertahan di tengah kompetisi yang semakin ketat adalah profesionalisasi perusahaan serta senantiasa mengikuti perubahan teknologi yang akan terus berkembang. Fleksibelitas, komunikasi, membalikkan masalah menjadi peluang serta harmonisasi, menjadi kiat sukses yang harus dilakukan saat ini agar tercapai sustainability and longevity dalam family business,” pesan Dr. Istatin sebelum menutup paparannya.
YouTube Video: Keys to Succesful Family Business
Semarang, Rabu 29 September 2021
Written by : Atik (Humas STIE PENA)