STIE PELITA NUSANTARA (STIE PENA) DALAM PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1444 H Teladani Nabi, Sebagai Bekal Jati Diri
Semarang-Selasa (26/10/2022) STIE Pelita Nusantara (STIE PENA) telah melaksanakan kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Aula Gedung A Ruang A201 – A203. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja UKM Rohani Islam BEM-STIE Pelita Nusantara, dengan mengangkat tema: “Meneladani Rasullulah Muhammad SAW, Sebagai Bekal Pribadi yang Cerdas & Berakhlaqul Karimah di Era Modern”.
Peserta Acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 2022
Hadir pada acara ini, Ketua Pengurus YPN Pelita Nusantara (Ibu. Dra. Hj. Tutik Rumiyatun, MM), Sekretaris Ketua Pengurus YPN Pelita Nusantara Bapak H. Diatno, BA, Ketua STIE PENA (Bapak Dr. Luhgiatno, S.E., M.M., M.Si.), Dosen, Tendik, BEM, Mahasiswa dan Group Rebana Nurul Bilad dari SMK Pelita Nusantara 2. Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB diawali dengan penampilan group rebana Nurul Bilad dari SMK Pelita Nusantara 2. Dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, Lagu Indonesia Raya, dan sambutan-sambutan.
Saudari Riadatul Ummi, Mahasiswa semester VII Prodi Sarjana Manajemen, sebagai Ketua Panitia, menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam atas kehadiran semua peserta, dan permohoan maaf jika masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan ini, semoga peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini mendapatkan keberkahan, dan maslahat bagi kita semua.
Bapak Dr. Luhgiatno, S.E., M.M., M.Si. selaku Ketua STIE PENA, memberikan kata sambutannya; sungguh bersyukur atas segala nikmat dan Karunia-Nya, yang diantaranya adalah nikmat sehat dan diberikannya kesempatan kepada kita semua untuk dapat melaksankan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif (Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H). Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Hj. Tutik Rumiyatun, MM yang selalu mensupport, mengarahkan kepada kami dalam mengemban amanah di STIE PENA ini. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan nilai positif, dan sebagai sawah ladang para Mahasiswa untuk selalu berkarya dan belajar guna meningkatkan pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik. Kita harus semakin meningkat nilai kualitas dan kuantitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada-Nya (Tuhan YME). Petuah-petuah yang harus kita Imani dan diimplentasi, diantaranya; adalah bagaimana kita meneladani Nabi Muhammad SAW, salah satunya adalah dalam berjiwa berdagang/kewirausahaan, relevan dengan Visi dan Misi Kampus kita (STIE PENA), yaitu berjiwa kewirausahaan. Maka kami minta adik-adik mahasiswa untuk bisa mengikuti acara ini dengan seksama, dengarkan, dan perhatikan akan tausiah dari Bapak Ustadz Habib Baihaqi, M.SI nantinya. Begitu tandasnya.
Selanjutnya beliau Ibu Dra. Hj. Tutik Rumiyatun, MM menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam kepada civitas akademika STIE PENA, Anak-anakku BEM yang selalu menginisiasi adanya program UKM kerohaniaan ini dengan baik, tetaplah bersemangat dalam berkarya (dalam bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat), karena nantinya jika kalian sudah lulus pastinya bekal pengalaman dan pengetahuan ini akan bermanfaat sebagai modal untuk terjun dalam kehidupan tengah-tengah masyarakat. Beliau juga menambahkan, bahwa; tujuan dari peringatan ini adalah bagaimana kita dapat meneladani sikap dan perilaku Nabi Muhammad SAW, yang mestinya dapat kita implementasikan dalam menjalankan hidup dan kehidupan sehari-hari, maka sangat tepat jika mengangkat tema: “Meneladani Rasullulah Muhammad SAW, Sebagai Bekal Pribadi yang Cerdas & Berakhlaqul Karimah di Era Modern”.
Tausiah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Ustadz Habib Baihaqi, M.SI., dalam memberikan tausiah dan motivasinya menyampaikan bahwa; di era modern ini, di antara peluang dan ancaman, kita harus bisa membentengi diri, dan mempersiapkan untuk meraih peluang tersebut. Sekarang ini hampir tidak mengenal waktu dan ruang, seseorang untuk melakukan aktifitas, karena sudah di era digital (era modern). Berinteraksi, komunikasi dengan begitu cepatnya melalui media sosial. Namun hal ini jika tidak kita bentengi dengan budi pekerti yang baik (akhlaqul karimah) bisa juga menjadi ancaman. Konsep akhlaqul karimah cukup simpel yakni; Aku ini siapa dan harus bagaimana? Sedangkan pribadi yang cerdas; itu bagaimana kita peka/tanggap dalam menjawab, menyelesaikan, dan mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan apa yang akan terjadi di era mendatang.
Pribadi cerdas, berakhlaq karimah yang merupakan bekal di era modern ini, adalah bagaimana kita berusaha meneladani sifat-sifat wajib dari Nabi Muhammad SAW. Mengapa demikian? Karena Nabi Muhammad SAW, merupakan manusia terpilih Allah SWT yang ditugaskan untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya. Sebagai manusia terpilih, Allah SWT menjadi Nabi dan Rasul dengan sifat yang baik agar menjadi contoh bagi para pengikutnya dan suri tauladan bagi manusia.
Beliau menguraikan; Nabi Muhammad SAW mempunyai sifat wajib, dari sifat wajib tersebut menjadi sumber keteladanan-Nya:
- Siddiq (Benar)
Apa yang disabdakan oleh rasul adalah benar dan dibenarkan kata-katanya (siddiq dan sadiqul masduq). Rasul tidak berkata-kata melainkan menyampaikan apa yang telah diwahyukan oleh Allah SWT kepada-Nya. Mustahil rasul bersifat dengan sifat kizzib (dusta). Mustahil rasul mengatakan sesuatu yang tidak dia ketahui dan tidak diwahyukan Allah kepada-Nya.
Allah Berfirman: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (Q.S: An-Najm: 3-4). - Amanah
Rasul akan melakukan sesuatu serta melaksanakan hukum-hukum Allah dengan benar dan tepat sebagaimana yang diwahyukan Allah SWT. Dan juga rasul tidak memungkiri janji.
“Barangsiapa berdusta atas diriku secara sengaja, hendaklah dia bersiap-siap menempati tempatnya di neraka,”. (Bukhari, Muslim).
Maka mustahil Rasul bersifat khianat yaitu tidak amanah dan mengingkari janji. - Tabligh (Menyampaikan)
Rasul menyampaikan risalah Allah yang telah diwahyukan untuk selanjutnya disampaikan kepada umat-Nya. Mustahil rasul bersifat dengan sifat khitman yaitu menyembunyikan risalah Allah yang telah disampaikan kepada-Nya. - Fathanah (Cerdas dan Bijaksana)
Rasul mampu memahami perintah-perintah Allah dengan betul dan tepat. Mampu pula berhadapan dengan penentang-penentangnya dengan bijaksana dengan bukti-bukti yang kukuh. Mustahil Rasul bersifat Jahlun yaitu bodoh. Andaikan rasul bukan seorang yang fathanah, maka beliau akan gagal dalam menyampaikan risalah Allah. Karena di dalam sejarah bahwa dakwah di tanah kelahiran yaitu di Mekah selama 13 tahun selalu berhadapan dengan para penentang. Orang-orang kafir, musyrik yang selalu mengahalangi dakwah-Nya bahkan sampai pada tindakan rencana pembunuhan terhadap Rasulullah SAW. Namun karena beliau pribadi yang fathanah sehingga dakwahnya disampaikan dengan hikmah dan mau’izah hasanah.
Pesan dan Penutup
Sungguh empat sifat Rasul bila dapat diimplementasikan oleh setiap insan niscaya akan ditemukan kedahsyatan, perubahan yang signifikan dalam tata aturan kehidupan, yang pada akhirnya akan dapat diwujudkan kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akherat kelak. Sebagaimana Allah Berfirman: “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’rof: 96).
Acara ditutup dengan doa, semoga limpahan Rahmat, Berkah dari Allah SWT selalu tercurahkan kepada kita semua. Aamiin.
Dokumentasi Kegiatan:
Humas STIE PENA,
Minggu 30 Oktober 2022